Rabu, 19 Maret 2014

MEREKA BERBAHASA "KOA", MEREKA PUNYA "KAHUA"

Orang Maraina memiliki bahasa daerah sendiri yaitu bahasa "Koa" sebagai bahasa tanah yang mencakup sebagian besar negeri-negeri yang ada di daerah pegunungan di Seram Utara, seperti di negeri Kaloa (dusunya: Elemata dan Hatuollo), Manusela, Selumena, Kanike, Maneo, Kabuhari, dll. Sebagai contoh, beta berikan sepenggal bunyi kalimat bahasa Koa untuk anda ketahui :

"Mailau-Pinamutu, mahe... sasala!!!" (Bahasa Koa)
"Bapa-Ibu; mari kamari, capat-capat!!!" (Bahasa Ambon Hari-Hari)
"Bapa-Ibu; mari kemari.... buruan!!!" (Bahasa Indonesia)

dan nanti selebihnya beta akan berikan banyak lagi kosakata dalam bahasa Koa, dalam posting-posting berikutnya, untuk anda ketahui, bahwa ternyata di Maluku ini ada banyak sekali rumpun bahasa di daerah, atau pulau masing-masing.

Hampir di sebagian besar negeri adat di Maluku Tengah, memiliki kesamaan bentuk Tradisi dan budaya ini, yaitu "Kapata"; di Maraina mereka menyebutnya "Kahua". Cuma yang membedakan Kapata/Kahua dari negeri satu dengan lainnya, yaitu terletak pada bahasa dan arti kata, atau arti kalimat yang ada di dalam sebuah Kapata/Kahua tersebut. Karena hal ini dipengaruhi oleh tatanan budaya masing-masing negeri; yaitu tentang pengetahuan mereka yang khas, yang merupakan bentukan pengalaman demi pengalaman, dalam ruang dan waktu mereka secara turun temurun. Artinya orang Maraina punya peradaban tradisi dan budaya yang pastinya akan berbeda dengan yang di miliki oleh negeri Manusela dan Kanike misalkan, meskipun mereka semua dapat di kategorikan orang gunung yang berada di daerah Seram Utara (Maluku Tengah).

Kembali ke "Kapata/Kahua"; orang Maraina juga harus beta akui, mereka memiliki peradaban yang besar tentang kebudayaan mereka yang dapat dikatahui lewat tuturan"Kahua" sebagai media penuturan sejarah bahkan sebagai media mereka membuat petua bagi generasi muda mereka. Dan bahkan setelah ditelusuri ada sejumlah pengakuan dari beberapa negeri lainnya bahwa orang Maraina masih dianggap menyimpan banyak hal tentang peradaban budaya di Maluku.


Hal itu benar, memang ada banyak sekali situs sejarah lokal di Maraina yang menurut beta sangat besar nilainya bagi perkembangan tatanan Kebudayaan di bumi Maluku ini. Dan secara perlahan akan beta coba bagikan bagi anda sekalian yang  benar-benar peduli dengan identitas kita bersama sebagai orang Maluku yang masih kental dengan adat budaya (atau manusia berbudaya).

Sehingga posting beta kali ini bersifat informatoris untuk meyakinkan anda, bahwa tidak salah, tempat ini (Blog: INATUNI-MARAINA) akan menjadi salah satu sumber informasi yang cukup memadai tentang kearifan lokal yang ada di Maluku Tengah. Yaitu dapat mengenal dari dekat, gaya hidup, tradisi dan budaya dari orang Maraina, yang bisa kita banggakan bersama, bahwa kita orang Maluku begitu diberkati dengan kearifan lokal yang sangat kaya.  

Semoga Bermanfaat..!!

10 komentar:

dr. Handry Carlos mengatakan...

mantab bung jimpat, smoga dengan tulisan2 blog ini, akar budaya maluku tidak hilang tergerus zaman, tetap abadi

Jimmy Pattiasina mengatakan...

Dokhan.. sepertinya beta terus mengingat dan ingin membayar hutang beta tentang tulisan "Bahasa Tana" yang pernah Dokhan kasih komentar di blog Tradisi Maluku tempo hari.

Semoga tulisan di blog ini kedepan dapat membayar keinginan Dokhan untuk mengenal lebih dekat akar-akar budaya orang Maluku, dan mampu memberikan inspirasi bagi banyak generasi muda di Maluku.

Horomate..!!

Unknown mengatakan...

��

Unknown mengatakan...

Maaf beta mau tanya, apakah marantika juga bagian dari maraina?

Unknown mengatakan...

Tolong kasi tau beta nama-nama 7 kapitan dari nusaina?

Kaimuddin mengatakan...

Mantap

Vascko Wattimena mengatakan...

Maraina bukan penjaga Gunung Murkele... Penjara Gunung Murkele itu Selumena... Hormat

Willyam ilelapotoa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Willyam ilelapotoa mengatakan...

Beta minta maaf sebelumnya tapi kaka salah kapa ??

Vascko Wattimena mengatakan...

Salah bagaimna bro ..??