Jumat, 21 Maret 2014

MEREKA BILANG "KAHUA", ORANG PESISIR BILANG "KAPATA"

"Kahua" adalah salah satu bentuk tradisi adat istiadat orang pegunungan di Seram Utara yang bentuknya seperti menyanyikan lirik-lirik dalam bahasa daerah setempat (bahasa Koa) dengan irama yang khas, dan diperagakan pada saat acara adat tertentu, seperti adat negeri, adat perkawinan, dll. Mereka juga menyebutnya "Mako-mako", sedangkan kebanyakan orang Maluku Tengah di daerah pesisir menyebutnya "Kapata"; dan kearifan lokal masyarakat pegunungan di Seram Utara lewat Kahua sebenarnya menjadi media pembelajaran sejarah.

Lirik-lirik dari "Kahua", sebenarnya bermuatan cerita-cerita tua (historis), yang kemudian disajikan lewat nyanyian yang khas. Inilah cara leluhur mereka menyampaikan pesan agar mudah dan menarik untuk di dengar oleh genarasi penerus. Sehingga dari sifat yang kedua dari "Kahua", bukan saja sebagai media pembelajaran sejarah, tetapi juga sebagai media hiburan bagi masyarakat.


Serupa namun tak sama, tetapi jika di dalam holy bible dapat ditemukan "Mazmur" diperadaban orang timur tengah kuno, yang kemudian diadopsi oleh bangsa Israel sebagai salah satu jenis karya sastra yang dinyanyikan dengan irama yang khas, kurang lebihnya "Mazmur" bisa disamakan dengan "Kahua" bagi orang pegunungan Seram Utara.

Berikut ini beta mengutip dua buah "Kahua" yang berbunyi seperti ini :

"lopu eko mina-mina supa maraina o
yamanoru nia o pasa wela eko supa maraina o
"

artinya :
"Semua masih berkumpul di bawah lambang pohon beringin (di maraina);
terpecah keluar ke negeri masing-masing dari lambang pohon beringin (di maraina)."

dan yang berikut :
"Tanani nunusaku latusahulau rahe
au lite siwa puti siwa mete hini sei"

artinya:
di suatu masa....
"Tanah Nunusaku ini kekuasaan Raja Sahulau;
mau cari kulit putih, kulit hitam yang mana."

[anda dapat menonton youtube-nya dari "Kahua" orang di Maraina; klik disini......]

Dari tuturan sejarah diatas sudah ratusan tahun lamanya cerita ini diestafetkan lewat Kahua dari nenek moyang orang Maraina, sampai ke generasi dimasa kini; dan jika kita melakukan penafsiran dalam kaidah-kaidah ilmiah, maka sudah barang tentu akan menemukan banyak sekali peradaban bangsa Maluku di Pulau Seram secara utuh. Yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk menemukan identitas sebagai orang Maluku, yang hakekatnya hidup di seribu pulau ini, dan di mulai dari pulau Seram sebagai pulau ibu. Tetapi pada bagian ini, beta bukanlah ahli antropologi atau ahli sejarah, sehingga subjektif  pemikiran yang bersifat eksperimen beta tentang apa yang beta lihat dan alami bersama-sama dengan masyarakat pribumi di Maraina dituangkan di dalam seluruh isi blog ini.

Sebab memang seperti yang beta lakukan sebagai seorang vikaris Gereja Protestan Maluku, sudah sering melakukan penafsiran terhadap banyak sekali Mazmur di Holy Bible, untuk mencari makna historis dibalik penulisan sebuah Mazmur, dll, agar dapat menemukan benang merah dengan konteks kehidupan kita dihari ini. Maka kenapa tidak demikian beta bisa menafsir Kahua milik orang Maraina.?

Meskipun kekurangan referensi tentang peradaban di Seram Utara, namun sederhananya beta ingin memulai merekam selangkah demi selangkah perjalanan sejarah Maluku lewat Kahua orang Maraina di hari ini. Sehingga suatu ketika ada yang mampu mengeksplorasi realitas ini dalam sebuah penelitian yang lebih komprehensif, beta sangat bersyukur atas hal itu.

Semoga Bermanfaat..!!!

5 komentar:

Ferdy Lalala mengatakan...

Liputannya keren bung...beta serasa ada di pegunungan seram utara!!!

Anonim mengatakan...

Senang Baca apapa bagini. Lanjut Bung.

www.mondeck.net

Unknown mengatakan...

Bagus skali, dangke banyak su tulis par tambah pengetahuan daerah sendiri. hormat.

Unknown mengatakan...

Beta turunan Latu sahulau.
Beta marga Halamury, beta sanang kalau ada orang tau kahua/kapata.

Kahua/Kapata : TANANI NUNUSAKU LATU SAHULAU RAHE EI LIPE SIWA PUTI LIMA METE HINI SEI

Unknown mengatakan...

Apakah ini dan video di YouTube INATUNI MARAINA; KAHUA dari Huaulu di Seram utara?