Sabtu, 22 Maret 2014

Tulisan Sahabat Maraina

Pemetaan Pengembangan Ekonomi Jemaat di Klasis Seram Utara
(Sebuah Pikiran Pengembangan
 Pasca Pelatihan Managemen Strategi Pengembangan Usaha)
Oleh : Pdt. Jondry. H. Paays, S.Si
(Pendeta  di Klasis Seram Utara)


I.  Pendahuluan
Ketersebaran Jemaat-Jemaat di Klasis Seram Utara
Secara geografis Klasis Seram Utara memiliki batas-batas wilayah pelayanan sebagai berikut: 
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram. 
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Klasis Seram Timur
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) 
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)
Dengan karakteristik jemaat yang berbeda sesuai wilayah penyebarannya yaitu pada daerah pesisir dan pegunungan dalam klasisfikasi bagian Timur, Tengah, Barat, Teluk dalam dan pada wilayah pegunungan.
Dalam wilayah administratif Pemerintahan, maka jemaat-jemaat di Klasis GPM Seram Utara, tersebar pada 4 wilayah kecamatan, antara lain :
  • Kecamatan Seram Utara, dengan luas wilayah 7.173,46 KM  
  • Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, dengan luas 280,65 KM 
  • Kecamatan Seram Utara Timur Seti, dengan luas 186,19 KM 
  • Kecamatan Seram Utara Barat, dengan luas 705,48 KM
Dari seluruh wilayah darat pada Kabupaten Maluku Tengah wilayah Seram Utara merupakan wilayah terluas dengan 61,86%, seram utara barat dengan luas 6,08 %, seram utara timur kobi dengan luas 2,42 % dan seram utara timur Seti dengan luas 1,61 %. Itu berarti luas keseluruhan wilayah pelayanan klasis seram utara seluas 71,97 % dari seluruh wilayah pelayanan di pulau seram.
Dalam wacana pemerintahan, akan di mekarkan lagi 1 kecamatan baru yaitu Seram Utara Teluk Dalam, sehingga akan menjadi 5 kecamatan, sebagai persyaratan pemekaran kabupaten baru, minimal 5 kecamatan, sebagai langkah menopang pertumbuhan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat seram utara.
Dari 51 jemaat di klasis Seram Utara, 36 jemaat definitif dan 15 sektor pelayanan dan tersebar pada 4 kecamatam di wilayah Seram Utara. 
Pertanyaan pentingnya adalah Sejauhmana Masyarakat Seram Utara (“Jemaat-jemaat di Klasis Seram Utara - Masyarakat Lokal”) siap menyambut perubahan dan perkembangan sebagai implikasi dari pembangunan Seram Utara sebagai Pusat Pertumbuhan Baru ke depan ?


II.    Realitas Kekinian Klasis Seram Utara
Realitas pertumbuhan pembangunan daerah hingga kini telah membuka ruang bagi pertumbuhan wilayah-wilayah baru sebagai implikasi dari tuntutan pembangunan yang berkelanjutan. Dan Seram utara telah terbuka ruang sebagai wilayah baru pemekaran yang secara langsung akan menjadi wilayah pertumbuhan baru dengan dicanangkannya masohi (Wilayah Maluku Tengah) sebagai ibu kota Propinsi Maluku. 
Realitas pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat pada wilayah seram utara, dengan hadir dan beroperasinya penanam modal pada perusahaan-perusahaan besar seperti Perusahaan udang (Jayanti Group), Perkebunan Sawit pada hampir sebagian besar wilayah bagian barat dan wilayah timur seram utara, perusahaan pertambangan (Citic), perusahaan-perusahaan pengolalah  kayu log bahkan yang bertengger di balik usaha kelapa sawit, serta pertumbuhan transmigran pada wilayah timur (Kobisonta) yang sangat pesat, telah membawa dampak perluasaan wilayah-wilayah baru untuk pembukaan pemukiman dan lahan persawahan, sungguh telah membentuk wajah baru pertumbuhan ekonomi di wilayah seram utara. Masuk keluarnya pemutar modal, terbukanya perbankan telah juga menjadi warna tersendiri dari pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal dan pendatang di wilayah ini.
Pada titik lain dari realitas pertumbuhan yang pesat itu, bagaikan daun yang tak bertulang, tak ada kesejukan, layu ditempa teriknya matahari, lesuh dan lunglai dalam hantaman semilir angin menusuk tulang, begitulah ironis dan lambatnya pertumbuhan masyarakat lokal seram utara. Mungkinkah salah satu penyebab dari kenyataan ini karena kita telah terlalu lama dimanjakan oleh alam seram yang dikenal kaya. Dan karena itu keinginan mendapatkan uang secara instan sangatlah besar disbanding berusaha, yang menyebabkan dijualnya tanah dan tak perlu diolah bahkan menyewakan kebun kepada orang lain lalu bekerja sebagai pekerja lepas pada perusahaan. Bertumbuhnya ijon yang pesat, sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi umat. Apa yang harus dilakukan oleh gereja untuk mengupayakan pertumbuhan ekonomi dengan intervensi/kebijakan pemberdayaan umat? Apakah kita bukan orang-orang yang berkemauan untuk maju dari ketertinggalan? Ataukah minimnya konsentrasi perhatian pemerintah pada pertumbuhan masyarakat lokal, dibalik slogan pembangunan berbasis masyarakat lokal ?


III.   Klasis Seram Utara dalam Lingkungan Strategis Pengembangan Daerah 

Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan kabupaten kepulauan yang diperkirakan akan
mengalami perkembangan pesat. Dan akan berimplikaski pada Seram Utara sebagai wilayah
pertumbuhan baru. Apalagi potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan kandungan bahan
tambang serta mineral lainnya yang dimiliki kabupaten ini sangat menjanjikan. Selain hal
tersebut, kabupaten dalam hal ini Seram Utara, dilalui jalur perhubungan laut antar provinsi.
Sebagai akibat dari kecenderungan perkembangan tersebut, diantaranya adalah adanya
perubahan atau pergeseran penggunaan lahan. Kondisi tersebut sudah diindikasikan dengan
adanya konversi kawasan lindung menjadi kawasan perkebunan, ditambah oleh adanya
konflik-konflik kepentingan penguasaan dan penggunaan lahan.
Berdasarkan pertimbangan utama untuk mengembangkan pusat-pusat kegiatan yang berdampak pada pertumbuhan wilayah kabupaten secara luas, maka kawasan-kawasan prioritas yang teridentifikasi dan perlu diprioritaskan pengembangannya yaitu pada kawasan-kawasan di Kabupaten Maluku Tengah dengan berbagai potensi yang ada :
1.  Pasanea dan dataran Samal-Pasahari-Kobisonta (yang merupakan daerah transmigrasi ) 
     direncanakan sebagai kawasan sentra tanaman pangan.
2. Kecamatan Seram Utara Barat dan Kecamatan Seram Utara sebagai kawasan industri
    perikanan dan maritim.
Struktur tata ruang wilayah Kabupaten Maluku Tengah tersusun berdasarkan pusat-pusat kegiatan serta pola jaringan prasarana dan sarana yang terdapat di kawasan perencanaan.
Kondisi fisik Kabupaten Maluku Tengah (Khususnya Seram Utara) di sebelah Utara merupakan dataran rendah, wilayah pantai dan perairan laut.  Dataran tinggi, merupakan bagian dari wilayah pegunungan. Meskipun wilayah ini sebagian besar merupakan kawasan lindung, tetapi sebagian telah terokupasi menjadi wilayah pertanian.
Arahan Pengembangan Kegiatan Utama dan Potensi Pengembangan, akan terarah pada :
a.         Pusat Permukiman
b.         Pusat Jasa pendukung kegiatan Pemerintahan
c.          Koleksi dan distribusi hasil pertanian
d.         Pusat Kegiatan Perikanan
Konsep pengembangan ruang Kabupaten Maluku Tengah, terutama untuk meningkatkan dan membangun prasarana transportasi antar pusat dan antar pulau dengan pembukaan daerah-daerah yang terisolir, disamping membuka hubungan dengan kantong-kantong produksi baru,   dengan cara:
1.  Membangun dan meningkatkan prasarana perhubungan antar pusat dan antar pulau untuk
     memudahkan aksesibilitas antar wilayah.
2.  Membangun prasarana perhubungan laut, dimungkinkan pelabuhan rakyat agar komunikasi
     dengan daerah lain lancar .
3.  Upaya meningkatkan resettlement (permukiman baru) bagi penduduk yang masih
     berpencar agar upaya pembangunan infrastruktur memudahkan pemerintah daerah setempat.
4.  Menyediakan jalur-jalur evakuasi untuk mengantisipasi bencana alam.
Kecamatan Seram Utara dan Kecamatan Seram Utara Barat,  serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, termasuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) II dengan pusat pengembangan di Kota Wahai. 
Wilayah ini dijadikan pusat pengembangan sekunder atau sub pusat pelayanan yang dialokasikan tersebar merata ke setiap pulau dengan skala pelayanan sekunder, yang pengembangannya disesuaikan dengan ketersediaan sarana dan prasarana perikanan dan daya dukung sumberdaya pesisir dan laut . Pengembangannya antara lain di sektor : perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri perikanan, pertanian dan perkebunan, sektor jasa kelautan (pelabuhan penumpang, pelabuhan pendaratan ikan). 
Untuk kurun waktu 15 tahun yang akan datang sesuai dengan dimensi waktu RTRW Kabupaten, pengembangan Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah akan tetap mengacu pada hierarki fungsional dengan mengingat perkembangannya serta skala pelayanannya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hirarki pusat-pusat permukiman dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu : pusat primer yang merupakan PKW , pusat sekunder yang merupakan PKL dan pusat tersier yang merupakan PKSL. Sesuai pengelompokkan ini, maka Kota Wahai juga termasuk sebagai pusat pemukiman primer yang diperuntukan bagi pelayanan wilayah secara berkelompok, yaitu sebagai pelayanan pemerintahan, jasa-jasa dan perekonomian.
Pentingnya peranan masyarakat dalam konteks pemanfaatan ruang secara berkelanjutan paling tidak harus melibatkan tiga kelompok utama yaitu pengguna sumberdaya (stakeholders), pengambil keputusan, dan tim perencana dan pengelola. Walaupun demikian, untuk mencapai peran serta pengguna atau masyarakat umum dalam pengelolaan ruang merupakan tantangan yang harus ditangani secara serius.
Disisi lain, kelembagaan tradisional yang dipandang memiliki fungsi kuat dalam mengatur norma pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam ialah kelompok-kelompok marga yang termasuk dalam satu satuan kawasan yang dikenal dengan istilah wilayah petuanan adat.
Yang menjadi catatan penting dalam pengembangan pembangunan ke depan adalah Pembangunan berbasis peran masyarakat (community-based development) yaitu pembangunan dengan orientasi yang optimal pada pendayagunaan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat diberikan kesempatan aktif beraspirasi dan berkontribusi untuk merumuskan program-program pembangunan wilayah dan lingkungan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya.


IV.   Pemetaan Sosial dan Perencanaan Strategis Pengembangan Ekonomi Jemaat klasis Seram Utara 
Atas dasar pemetaan RTRW Pemerintah Kabupaten Maluku tengah dalam hal pemanfaatan
ruang bagi pembangunan ke depan, sebagai masyarakat lokal memiliki peluang dalam
menyambut perencanaan pembangunan sebagai bentuk kontribusi terhadap pembangunan
daerah dan pertumbuhan masyarakat.
Ketersebaran jemaat-jemaat di seram utara berada dalam konteks pergumulan yang cukup berat dalam realitas pertumbuhan masyarakat yang heterogen. Masuknya transmigran membawa dampak persaingan ekonomi dan pemberdayaan yang terus menjadi pergumulan jemaat-jemaat. Penetapan Seram Utara sebagai wilayah Swasembada Pangan, tentu berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah Kabupaten Maluku Tengah, membutuhkan pola penanganan gereja dalam kluster-kluster pengembangan jemaat yang juga sesuai dengan tuntutan perkembangan wilayah. Masuknya investor yang menanam saham di seram utara semakin membuka ruang-ruang pengembangan lahan. Realitas yang sangat luar biasa terjadi di Seram Utara bahwa untuk tanah-tanah di “kontrak” ataupun di jual murah kepada investor untuk membuka perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran ataupun kepada pembeli tanah. Terbukanya lapangan pekerjaan di satu sisi lain dan di sisi yang lain telah terjadi upaya ekspansi bisnis dalam penguasaan lahan secara besar-besaran yang berimplikasi terhadap semakin berkurangnya lahan perkebunan masyarakat.
Luasnya wilayah pelayanan Klasis Seram Utara telah muncul wacana pemekaran klasis ini untuk penanganan rentang kendali yang luas yang berdampak pada mahalnya operasional pelayanan. Seram Utara secara geografis membentuk karakteristik warga jemaat yang tersebar dalam wilayah pesisir, kawasan pertumbuhan dan pegunungan.
Wilayah Barat
Wilayah Tengah
Wilayah Timur
Wilayah Pegunungan
1.  Warasiwa
2.Rumahwey
3.Rumahmole
4.     Latea
5.Labuan
6.     Karlutukara
7.UPTJ herlau
8.Herlau
9.     Horale
10.     Masihulan
11.        Rumaholat
12.      Oping
13.      Rumahsokat
14.      Wahai
15.      Airbesar
16.      Melinani
17.      Solea
18.      Roho Waiputi-puti

19.       Pasahari
20.     Siatele
21.        Sadar
22.      SP Siliha
23.      UPTJ Waimusi
24.      Setibakti
25.      Mulumet
26.      Nusabotam
27.      Seti
28.      SP Iloana
29.      SP Hamparan doa
30.     Wahakaim
31.        Aketernate
32.      SP Namto D1
33.      SP Namto D2
34.      Jakarta baru

35.      SP Roho Gunung
36.      Kanike
37.      Selumena
38.      Maraina
39.      Manusela
40.     Hatuolo
41.       Kaloa
42.      Elemata
43.      Maneo
44.     Kabauhari
45.      SP Kokoroli
46.     SP Isabana
47.      SP Air Merah
48.      SP Siahari
49.     SP Kabailuhu
50.     SP Fatkalaman
51.        SP Sinar kasih

Dengan luasnya wilayah ketersebaran jemaat-jemaat di klasis seram utara, yang secara langsung berdampak pada mahalnya biaya operasional, maka dibutuhkan suatu perencanaan pengembangan ekonomi jemaat yang tepat sasaran dalam jangka waktu tertentu.
Satu pertanyaan dasar dari setiap upaya pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan oleh gereja (GPM) dengan melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan praktis pengembangan dengan mengembangkan kegiatan muatan lokal dan menghidupkan kearifan lokal dari sumber daya alam lokal secara berulang-ulang dalam implementasi program kerja klasis dan jemaat, tetqpi sepertinya belum membawa dampak perubahan yang komprehensif bagi jemaat-jemaat (baca: keluarga). Dimanakah letak kekurangannya? Apakah seluruh upaya pengembangan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan gereja salah sasaran? Pertanyaan ini semakin menggelisahkan, dan menunutun pada sebuah pemetaan perencanaan strategis pengembangan usaha dan ekonomi jemaat.
Bantuan-bantuan pemberdayaan pemerintah dalam bentuk bantuan kelompok-kelompok usaha, ternyata banyak menyalami kemandekan hingga pada tahap kegagalan. Sulitnya kerja sama dan kerja bersama anggota kelompok, kurang baiknya managemen kelompok sehingga hasil produksi tidak tersedia. Minimnya edukasi tentang managemen usaha menjadi hal dasar yang berimplikasi pada tidak displin dalam setiap aspek perencanaan dan pengelolaan. Maka dari pengalaman pelatihan dan pendampingan lapangan, usaha sendiri (perorangan) lebih berhasil dibandingkan usaha bersama. Solusinya adalah bagaimana mengatur managemen kelompok yang memberdayakan usaha perorangan, dengan melakukan managemen dan pendampingan secara kontinyu.
Pelatihan Managemen Strategis Pengembangan Usaha, adalah sebuah solusi yang dilakukan klasis GPM Seram Utara selama 2 hari, pada tanggal 15 dan 16 September 2013 di jemaat GPM Melinani, sedikit memberi pencerahan dan cara berpikir dalam merencanakan secara strategis upaya pengembangan ekonomi jemaat-jemaat (keluarga). Perencanaan pengembagan ekonomi harus sejalan dan searah dengan perencanaan pemerintah (baca : RTRW Kabupaten/Propinsi) agar tidak berbias atau salah sasasaran dan terjadi sinkronisasi dari setiap perencanaan gereja dan pemerintah.
Untuk memulai suatu usaha ada 4 hal yang harus menjadi prioritas awal, yaitu :
  1. Setiap orang harus memahami prinsip permintaan dan penawaran, 
  2. Setiap orang mesti membangun relasi yang luas dengan semua orang, 
  3. Harus menanamkan motivasi yang benar dalam melakukan usaha dan, 
  4. Suatu usaha wirausaha harus dipahami sebaggai usaha karir, dan bukan hanya kerja sampingan.
Langkah selanjutnya adalah setiap jemaat harus melakukan upaya strategis dengan menentukan apa yang menjadi produk unggulan. Lakukan langkah dari menentukan 10 produk hingga dapat diklasifikasi menjadi 3 produk utama. Dari 3 produk utama di setiap jemaat harus dapat menentukan 1 produk unggulan jemaat. Fokus pada 1 produk unggulan dan memberi perhatian pada produksi dari produk unggulan tersebut akan membawa dampak yang positif dari setiap usaha jemaat/keluarga.
Dari pendataan Potensi SDA yang tersedia di jemaat-jemaat yang selama ini belum terakomodir antara lain : Pada wilayah pegunungan adalah rebung kering, coklat dan dendeng. Sedangkan pada wilayah pesisir rata-rata adalah penghasil Pisang, Kopra, Ikan dan kacang tanah.
Dengan demikian, proses pendampingan dan bentuk-bentuk pelatihan yang dilakukan untuk pengembangan pemberdayaan akan terarah pada upaya pengembangan dari 1 produk unggulan masing-masing jemaat tersebut. Dengan kata lain bahwa pendampingan dan pelatihan tidak akan salah sasaran. Selain itu, hal yang sangat penting dalam suatu perencanaan pengembangan ekonomi di setiap jemaat, harus memperhitungkan SDA dan Potensi SDM yang tersedia di setiap jemaat, serta juga managemen pasar yang tersedia secara internal maupun peluang pasar secara eksternal. Pasar akan sangat menentukan dengan terbukanya akses jalan dan tranpotasi yang memadai (Disinilah peran pemerintah daerah dalam proses pembangunan).
Untuk menentukan perencanaan strategis dalam pengembangan produk unggulan tersebut, lakukanlah langkah analisa (SWOT) untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usaha pengembangan produk unggulan tersebut. Peluang eksternal dapat terbangun dalam bentuk relasi kerja dengan pihak terkait/stakeholder dalam bentuk promosi hasil produksi. Perkembangan teknologi internet kini telah membuka ruang promosi yang sangat baik, tetapi catatan penting yang harus di jaga adalah hasil produksi kita harus bisa bersaing di pasar luar atau dengan kata lain memiliki nilai jual yang baik/tinggi.

V.   Target dan Harapan ke depan
Pikiran pengembangan yang terstruktur dalam perencanaan yang kontinyu ke depan, maka
diharapkan dapat memenuhi target dan harapan bagi pertumbuhan jemaat di klasis seram
utara antara lain :
  1. Tersedianya kluster-kluster pengembangan ekonomi klasis dan jemaat 
  2. Tersedianya 1 produk unggulan tiap jemaat di klasis  yang mampu bersaing di pasaran dan memenuhi standar produksi dan permintaan pasar. 
  3. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal/jemaat untuk mengembangkan produksi yang sesuai dengan SDA dan yang sesuai dengan Potensi SDM yang tersedia. 
  4. Pemasaran yang strategis (Tersedianya pasar dan upaya menyediakan pasar distribusi penjualan dengan membangun relasi/Jaringan pemasaran ke luar). 
  5. Dibutuhkan standar pelatihan praktis pengelolaan hasil produksi dari bahan mentah menjadi bahan jadi dan siap dipasarkan. 
  6. Semakin baiknya ekonomi jemaat dan keluarga dalam menyongsong pertumbuhan masa depan. 
  7. Tertatanya perencanaan pertumbuhan masyarakat lokal seram utara yang siap bersaing menyongsong pertumbuhan pembangunan yang pesat di masa yang akan datang.
VI.   Penutup
Demikianlah sedikit pikiran pengembangan ekonomi yang bertolak dari realitas pertumbuhan masyarakat lokal di seram utara yang sementara bertumbuh dalam pesatnya pergulatan bisnis dan ekonomi sebagai bagian dari relevansi pertumbuhan pembangunan dan tertatanya pemekaran daerah yang memberi ruang bagi terbukanya seram utara sebagai pusat pertumbuhan baru. Hasil Pelatihan Managemen Strategis Pengembangan usaha yang dilakukan di klasis seram utara, telah memberi pencerahan bagi upaya pemberdayaan yang strategis. Tuhan Memberkati.


Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar: